Senin, 20 Agustus 2007

Presiden Yudhoyono Ajak Swasta Jepang Tingkatkan Investasi di Indonesia

[Antara News] - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta pengusaha Jepang terus meningkatkan investasinya di Indonesia seiring dengan dimulainya babak baru kerjasama Indonesia-Jepang melalui Perjanjian Kemitraan Ekonomi (Economic Partnership Agreement/EPA).

Hal itu diungkapkan Presiden Yudhoyono, saat meresmikan pembentukan Indonesia-Jepang Forum, yang disaksikan juga Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Muhammad S. Hidayat, Ketua Nippon Keidanren, Fujio Matarai, dan CEO Jetro, Yashuo Hayashi, di Jakarta, Senin.

Presiden Yudhoyono menjelaskan, apabila swasta kedua belah pihak dapat terus meningkatkan kontribusi yang nyata dalam implementasi EPA tersebut, maka dapat memetik keuntungan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

"Karena itu, saya menyambut pernyataan PM Abe, yang memberikan komitmen untuk memacu kerjasama di bidang perdagangan dan investasi di Indonesia," ujar Presiden.

Senada dengan Presiden Yudhoyono, PM Jepang, Shinzo Abe, dalam sambutannya menyambut baik upaya meningkatkan kerjasama dagang dan investasi di kedua negara.

Dengan EPA, menurut dia, diharapkan dapat mendorong mutualisme di semua bidang bukan saja bidang perdagangan dan investasi tetapi juga di sektor lainnya.

Untuk memperkokoh kerjasama bisnis, katanya, maka dalam lima tahun mendatang investasi Jepang di Indonesia bisa meningkat menjadi sekira 7 miliar dolar Amerika Serikat (AS) yang meliputi bidang energi, konstruksi, minyak dan gas, serta otomotif.

Presiden Yudhoyono juga menjelaskan, hubungan diplomatik Indonesia-Jepang pada tahun 2008 memasuki usia 50 tahun.

"Kedua pihak optimis bisa memacu kerjasama yang lebih konkret dari yang telah terjalin selama ini," ujar Presiden.

Kepala Negara mengemukakan, saat ini ada sekira 1.200 perusahaan Jepang beroperasi di Indonesia dengan tenaga kerja mencapai sekitar 200.000 orang.

"'Corporate culture' Jepang juga banyak diterapkan di Indonesia, di mana banyak perusahaan dan manajer Indonesia memperoleh alih teknologi dan manajemen dari Jepang," kataPresiden.

Dengan kemitraan strategis seperti EPA ini, menurut Presiden, diharapkan Jepang dapat berada di posisi penting sebagai mitra dagang Indonesia.

"Bagi Jepang posisi Indonesia juga makin penting, karena Indonesia saat ini menjadi negara demokrasi terbesar ke tiga di dunia, yang pertumbuhan ekonominya mulai dinamis pada level 6,3 persen," demikian Presiden Yudhoyono. (*)