Jumat, 28 September 2007

Sikap Indonesia Harus Tegas Soal Myanmar

[Asia Studies Forum] - Sampai saat ini Indonesia terkesan kurang tegas dalam menyikapi persoalan Myanmar. Padahal sebagai anggota tidak tetap Dewan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), Indonesia harus menunjukkan ketegasan dalam menyikapi situasi terakhir di Myanmar.

Pemerintah Indonesia seharusnya berani mendesak DK PBB agar mengirimkan tim kemanusiaan ke Myanmar. Pengiriman humanitarian intervention ke Myanmar ini dianggap penting, soalnya pelanggaran hak azasi manusia (HAM) di negara tersebut semakin memburuk dan menjadi ancaman bagi perdamaian.

Selain mengambil inisiatif dengan mendesak PBB tersebut, Indonesia juga seharusnya berani mengusulkan agar ASEAN membekukan keanggotaa Myanmar sampai demokrasi di negara itu pulih kembali. Pernyataan Indonesia sangat penting untuk menegakkan wibawa dan kehormatan bangsa sekaligus menjunjung tinggi rasa kemanusiaan yang adil dan beradab.

Dalam pandangan kami, seharusnya Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengambil peran secara terbuka dengan membuat pernyataan tegas yang menolak tindakan represif junta militer dalam menghadapi gejolak politik di Myanmar. Bagaimana menurut Anda ?

(Sumber : Kontan (1/10/2007), Bisnis Jakarta (9/10/2007)

Kamis, 27 September 2007

Ketua Panja Illegal Logging DPR Kembalikan Bingkisan dari Raja Garuda Mas (RGM)

[Detik Dotcom] - Meski KPK telah melarang pejabat negara menerima bingkisan Lebaran, ternyata masih ada perusahaan yang nekat memberikan parcel. Salah satunya PT RGM Indonesia. Parcel itu diterima Aulia Rahman, Ketua Panja Illegal Logging yang juga anggota FPG DPR. Namun, karena takut dengan pasal gatifikasi, Aulia berencana mengembalikan bingkisan berukuran 25 X 25 cm itu.

“Saya ini pejabat negara, karena ada UU Gratifikasi dan seruan lasangan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), saya akan mengembalikan ini,” kata Aulia dalam jumpa pers di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Jumat (28/9).

Aulia juga mengaku tidak kenal mengenal pimpinan RGM. “Saya tidak kenal dengan para pejabatnya, dan pekerjaan saya tidak ada hubungannya dengan perusahaan itu. Memang saya menjadi Ketua Panja Illegal Logging, dan saya pernah mengeluarkan pernyataan kerusakan hutan tanggung jawab siapa,” beber Aulia.

Bingkisan yang dibungkus dengan kertas coklat itu diberikan menjelang buka puasa Kamis, 27 September. Bingkisan itu dikirimkan langsung ke rumahnya di kawasan Cikini. “Saya tidak berhak membuka di sini, biar nanti saya serahkan ke KPK biar dibuka, kalau mau.” Kata Aulia.

Kepada wartawan, Aulia memperlihatkan amplop bertuliskan “Kepada Yth, Bapak Aulia Rahman SH di tempat”. Di sudut lain tertulis “Dari PT RGM Indonesia di Jalam MH Thamrin, No 31, Jakarta 10230”. “Namanya saja sudah salah, padahal saya sudah doctor,” cetus Aulia.

Jumat, 07 September 2007

Hubungan Indonesia-Jepang Tetap Baik Meski Sejumlah Menteri Terlibat Skandal

[Kapan Lagi] - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, hubungan Indonesia dengan Jepang tidak akan berubah atau tetap terjalin dengan baik, meskipun saat ini terjadi beberapa skandal politik yang menjerat sejumlah menteri di negara itu.

"Hubungan antara Jepang dan Indonesia tidak akan berubah, walaupun terjadi perkembangan politik di Jepang," kata Presiden Yudhoyono, seperti diungkapkan Juru Bicara Presiden Dino Patti Djalal, di Kantor Presiden, sesaat Presiden menerima delegasi Japan Indonesia Association (Japinda) dan Perhimpunan Persahabatan Indonesia Jepang (PPIJ).

Delegasi Japinda dan PPIJ yang dipimpin anggota senior parlemen Jepang dari Liberal Democratic Party (LDP), Yasuo Fukuda, dan didampingi Dubes Jepang untuk Indonesia Shin Ebihara, menyampaikan rencana perayaan ulang tahun ke-50 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang.

Sedangkan Presiden Yudhoyono didampingi Mensesneg Hatta Rajasa dan Seskab Sudi Silalahi.

Delegasi tampak didampingi pengusaha Rachmat Gobel, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Ginanjar Kartasasmita, Agus Gumiwang serta Heru Santoso.

Menurut Presiden Yudhoyono, Dino menjelaskan, menghargai sekali peran Japinda yang ingin menjembatani "people to people contact" antara Indonesia-Jepang.

"Presiden meminta agar Japinda dan pemerintah Jepang dapat membantu Indonesia mengembangkan apa yang dinamakan ekonomi kreatif. Ekonomi yang dimotori oleh kreativitas, dimotori oleh knowledge, didorong teknologi," kata Dino.

Ini menunjukkan indikasi komitmen dan peran lembaga itu untuk mendorong peningkatan hubungan yang makin erat antara kedua negara ke depan.

Presiden Yudhoyono ujar Dino, juga menyatakan dukungan penuh atas upaya untuk merayakan 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Jepang tersebut.

"Dan beliau (Presiden--red), meminta agar perayaan hubungan ini dapat dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang konstruktif dan mengikutsertakan berbagai elemen masyarakat," tutur Dino.

Sementara itu, Yasuo Fukuda mengatakan ingin menjadikan perayaan 50 tahun hubungan diplomatik ini sebagai momentum meningkatkan kembali hubungan bilateral Indonesia-Jepang.

"Kita ingin hubungan ini memasuki tahapan yang baru. Kami ingin menarik perhatian seluruh rakyat maupun pengusaha Jepang dan Indonesia agar mencari terobosan atau cara-cara baru meningkatkan kualitas hubungan Jepang dan Indonesia," jelas Fukuda.