"Banyak investor asing yang semula berniat investasi, batal merealisasikan niat mereka. Semua itu karena ketersediaan listrik tidak terjamin," kata Sekretaris Badan Investasi dan Promosi (Bainprom) Sumatera Utara (Sumut) Abdul Wahid Aritonang, Kamis (4/10) di Medan.
Perusahaan asing yang sudah ada, kata Wahid lagi, sekarang ini berangsur-angsur mengurangi produksi lantaran listrik tidak cukup. "Pengurangan produksi dengan sendirinya berdampak pada pengurangan tenaga kerja di sektor industri," katanya, tanpa memberi rincian lebih lanjut.
Berdasarkan data dari Bainprom Sumut, secara kumulatif, rencana proyek penanaman modal asing (PMA) mulai tahun 1968 sampai Juni 2007 sebanyak 438 proyek, dengan nilai investasi 9,57 miliar dollar AS. Proyek sebanyak itu diperkirakan menyerap tenaga kerja 194.688 orang.
Kenyataannya, hanya 45 proyek dengan nilai investasi 4,09 miliar dollar AS yang terealisasi. Jumlah tenaga kerja yang terserap 64.832 orang.
Secara terpisah, Manajer Pemasaran PT Kawasan Industri Medan (KIM) Jefri M Sirait mengatakan, pertumbuhan PMA tak ada sejak 2004. Hal ini akibat ketersediaan energi minim. Dari 340 industri yang ada di KIM, lanjut Jefri, 10 persen di antaranya merupakan PMA dan selebihnya adalah penanaman modal dalam negeri. PMA itu pada umumnya bergerak di sektor sarung tangan, keramik, minyak goreng, furnitur, pengolahan biji cokelat, pupuk, dan pakan ternak.
Menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut Parlindungan Purba, satu-satunya jalan untuk keluar dari krisis listrik di Sumut adalah membuat pembangkit listrik baru.
Minta maaf
Krisis listrik juga dikeluhkan masyarakat Sulawesi Utara (Sulut). Setiap hari, PT PLN melakukan dua kali pemadaman listrik, pada pagi dan malam hari. Karena itu, di Kota Bitung, sejumlah warga pernah mengamuk dan mengobrak-abrik kantor PT PLN akibat pemadaman listrik yang mengecewakan mereka.
Dalam kaitan itu, Gubernur Sulut SH Sarundajang, kemarin, secara khusus meminta maaf kepada masyarakat atas pemadaman listrik tersebut. Ia mengaku telah berusaha agar pemadaman tidak terjadi.
Di Surabaya, Juru Bicara PT PLN Distribusi Jawa Timur Faisal Asy’ari menyatakan, terbatasnya kapasitas pembangkit listrik dan minimnya anggaran investasi di sektor kelistrikan mendorong pihaknya mengendalikan pertumbuhan bisnisnya. Dalam kaitan itu, upaya yang ditempuh, antara lain, memperketat penambahan jumlah pelanggan baru.